10 Cara Mengatasi Keputihan Secara Alami Tanpa Obat-Obatan
10 Cara Mengatasi Keputihan Secara Alami Tanpa Obat-Obatan

10 Cara Mengatasi Keputihan Secara Alami Tanpa Obat-Obatan

Selamat datang dalam panduan ini mengenai cara mengatasi keputihan, masalah kesehatan yang seringkali dialami oleh banyak wanita. Keputihan adalah masalah yang umumnya tidak berbahaya, tetapi dapat mengganggu kenyamanan sehari-hari dan juga menjadi pertanda masalah kesehatan lain yang perlu diperhatikan.

Keputihan terjadi ketika vagina menghasilkan lendir lebih dari biasanya. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perubahan hormonal, infeksi, atau kondisi medis tertentu. Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua keputihan adalah tanda masalah serius. Dalam panduan ini, kita akan membahas berbagai cara untuk mengatasi keputihan dan menjaga kesehatan reproduksi Anda.

Penyebab Keputihan

Keputihan adalah masalah umum yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Memahami penyebabnya adalah langkah pertama dalam mengatasi masalah ini. Berikut adalah beberapa penyebab umum keputihan:

  1. Perubahan Hormonal:
    Salah satu penyebab utama keputihan adalah perubahan hormon dalam tubuh wanita. Ini bisa terjadi selama siklus menstruasi, kehamilan, menyusui, atau menopause. Perubahan hormonal ini dapat memengaruhi produksi lendir vagina.
  2. Infeksi:
    Infeksi bakteri, seperti vaginosis bakteri atau infeksi jamur seperti kandidiasis, dapat menyebabkan keputihan yang tidak normal. Infeksi ini seringkali disertai dengan gejala lain seperti gatal, perih, atau bau yang tidak sedap.
  3. Iritasi:
    Penggunaan produk perawatan vagina yang mengandung bahan kimia tertentu atau alergi terhadap sabun, deterjen, atau bahan pakaian tertentu dapat menyebabkan iritasi dan keputihan.
  4. Hubungan Seksual:
    Aktivitas seksual dapat mengubah keseimbangan pH vagina dan menyebabkan perubahan dalam lendir yang dihasilkan, terutama jika pasangan Anda menggunakan pelumas tertentu.
  5. Kondisi Medis:
    Beberapa kondisi medis, seperti diabetes, gangguan tiroid, atau gangguan autoimun, dapat memengaruhi keseimbangan hormon dan menyebabkan keputihan yang berlebihan.
  6. Stres:
    Stres kronis dapat memengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh, yang dapat berdampak pada produksi lendir vagina.
  7. Perawatan Kesehatan:
    Penggunaan antibiotik atau terapi radiasi pada daerah panggul juga dapat mengganggu keseimbangan flora vagina dan menyebabkan keputihan.
  8. Higiene yang Tidak Tepat:
    Membersihkan area vagina secara berlebihan atau dengan sabun yang keras dapat menghilangkan bakteri baik dan menyebabkan keputihan.

Gejala Keputihan

Keputihan seringkali disertai dengan beberapa gejala yang dapat membantu Anda mengidentifikasi masalah ini. Penting untuk memahami gejala keputihan agar Anda dapat mencari perawatan yang sesuai jika diperlukan. Berikut adalah beberapa gejala umum yang terkait dengan keputihan:

  1. Lendir Berwarna Berbeda:
    Salah satu tanda utama keputihan adalah adanya lendir vagina yang berbeda dari biasanya. Ini bisa berupa lendir putih, kekuningan, atau bahkan berwarna hijau. Warna dan konsistensi lendir ini dapat bervariasi tergantung pada penyebab keputihan.
  2. Bau yang Tidak Sedap:
    Keputihan yang disebabkan oleh infeksi seringkali disertai dengan bau yang tidak sedap. Bau ini dapat menjadi tanda infeksi bakteri atau jamur.
  3. Gatal atau Perih:
    Keputihan dapat menyebabkan gatal atau perih di sekitar area vagina. Gatal yang intens dapat menjadi tanda infeksi jamur, sementara perih bisa terjadi karena iritasi.
  4. Rasa Tidak Nyaman:
    Beberapa wanita merasa tidak nyaman atau seperti ada tekanan di daerah panggul saat mengalami keputihan yang berlebihan.
  5. Iritasi:
    Iritasi pada kulit di sekitar vulva (bagian luar vagina) adalah gejala umum keputihan. Iritasi ini bisa disebabkan oleh perubahan pH atau penggunaan produk yang mengandung bahan kimia tertentu.
  6. Nyeri Saat Buang Air Seni atau Berhubungan Seksual:
    Keputihan yang berat atau disertai infeksi dapat menyebabkan nyeri saat buang air seni atau berhubungan seksual.
  7. Perubahan Siklus Menstruasi:
    Pada beberapa wanita, keputihan dapat memengaruhi siklus menstruasi mereka, menyebabkan perubahan dalam jumlah dan waktu menstruasi.

Ciri-cirinya, Normal atau Tidak?

Membedakan antara keputihan yang normal dan tidak sebenarnya cukup sederhana. Cara yang efektif adalah dengan mengamati ciri-ciri keputihan yang muncul. Berikut adalah ciri-cirinya:

Keputihan Normal

  • Tidak berbau kuat, amis, anyir, atau busuk.
  • Warna keputihan normal adalah bening atau putih susu yang jernih.
  • Tekstur keputihan ini licin dan lengket, bisa encer atau kental.
  • Keputihan normal biasanya muncul dalam jumlah yang cukup banyak dengan tekstur licin dan basah, dan seringkali terjadi beberapa hari di antara siklus haid atau selama ovulasi.

Keputihan Abnormal

  • Cairannya kental dan berbau busuk.
  • Muncul rasa panas pada vagina.
  • Timbul rasa gatal di sekitar vagina.
  • Keputihan abnormal seringkali keluar dalam jumlah berlebihan, mirip dengan menstruasi.
  • Warna keputihan abnormal bisa kuning, hijau, cokelat, dan disertai dengan darah.

Perawatan Mandiri hingga Konsultasi Dokter untuk Mengatasi Keputihan

Ada beberapa langkah yang dapat Anda coba sendiri untuk mengatasi keputihan berlebihan. Berikut adalah cara-cara yang dapat Anda lakukan:

Langkah-Langkah Perawatan Mandiri:

  1. Jaga Kebersihan dan Keringnya Area Genital
    • Penting untuk menjaga area genital tetap kering dan bersih. Hindari penggunaan sabun yang bisa mengganggu keseimbangan bakteri vagina.
  2. Hindari Produk Pembersih yang Merusak Keseimbangan Bakteri
    • Hindari menggunakan produk pembersih alat kelamin wanita yang dapat merusak keseimbangan asam dan bakteri vagina. Jika perlu, konsultasikan dengan dokter untuk produk yang sesuai.
  3. Hindari Produk Semprotan Higienis, Wewangian, atau Bedak
    • Jangan menggunakan semprotan higienis, wewangian, atau bedak di area genital, karena ini dapat mengiritasi kulit sensitif.
  4. Konsumsi Yoghurt atau Suplemen dengan Lactobacillus
    • Yoghurt atau suplemen yang mengandung Lactobacillus dapat membantu memulihkan keseimbangan bakteri vagina yang sehat.
  5. Kenakan Celana dari Bahan Katun dan Hindari yang Terlalu Ketat
    • Gunakan celana berbahan katun yang dapat mengurangi kelembaban dan hindari celana dalam yang terlalu ketat.
  6. Cara Membersihkan Setelah Berkemih yang Benar
    • Setelah berkemih, bersihkan area vagina dari depan ke belakang untuk mencegah bakteri masuk ke dalam vagina.
  7. Kompres Dingin dan Berendam dengan Air Hangat
    • Untuk meredakan gatal dan pembengkakan, Anda dapat menggunakan kompres dingin. Berendamlah dengan air hangat untuk membantu meringankan gejala, kemudian pastikan untuk mengeringkan dengan baik setelahnya.
  8. Hindari Penggunaan Panty Liner yang Berlebihan
    • Disarankan untuk tidak menggunakan panty liner, tetapi jika diperlukan, pilih yang tidak mengandung pengharum dan tidak digunakan lebih dari 4–6 jam.
  9. Hindari Hubungan Seksual Sementara
    • Selama mengalami keputihan yang abnormal, disarankan untuk menghindari hubungan seksual sementara waktu.
  10. Konsultasikan dengan Dokter Jika Diperlukan
    • Jika keputihan abnormal berlangsung lebih dari seminggu atau disertai dengan gejala seperti luka, gatal, atau pembengkakan, segera temui dokter.

Cara-Cara Tambahan yang Dapat Dicoba:

  • Makan Pisang: Pisang yang matang dapat membantu menghentikan keputihan karena kandungan seratnya yang tinggi.
  • Makan Yoghurt: Konsumsi yoghurt yang mengandung bakteri baik dapat membantu menghilangkan keputihan dan bau tidak sedap.
  • Minum Air Rendaman Beras: Minum air rendaman beras dapat membantu mengobati peradangan dan gatal-gatal di area genital.
  • Minum Air Putih yang Cukup: Minum air putih yang cukup membantu mengatasi infeksi vagina dan mengeluarkan racun dari tubuh.

Tandai Penyakit Reproduksi Melalui Keputihan

Keputihan normal yang dialami oleh wanita seringkali dianggap sebagai hal yang umum. Kondisi ini dapat dipicu oleh berbagai faktor, seperti saat sedang menyusui, rangsangan seksual, atau stres. Namun, apa yang terjadi jika keputihan abnormal terus-menerus mengganggu? Keputihan berlebihan yang tidak normal dapat menjadi tanda atau gejala adanya penyakit reproduksi yang perlu diwaspadai.

Menurut National Health Service UK, keputihan abnormal bisa menjadi indikasi adanya penyakit-penyakit tertentu, sebagai contoh:

Vaginosis Bakterial

Kondisi infeksi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan bakteri di vagina.

Trikomoniasis

Sebuah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh parasit dan memerlukan perawatan medis.

Chlamydia

Penyakit menular seksual yang disebabkan oleh infeksi bakteri dan memerlukan perhatian medis.

Kencing Nanah atau Gonore

Penyakit menular seksual yang juga disebabkan oleh infeksi bakteri dan memerlukan pengobatan segera.

Herpes Kelamin

Infeksi virus herpes pada area genital yang dapat menjadi masalah serius dan memerlukan perawatan.

Kapan Harus Ke Dokter?

Penting untuk mengetahui kapan Anda perlu segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami masalah keputihan yang tidak normal. Berikut adalah situasi-situasi di mana Anda sebaiknya segera mencari perawatan medis:

  1. Keputihan yang Abnormal Berlangsung Lama:
    Jika keputihan yang tidak normal berlangsung lebih dari seminggu atau bahkan bertambah parah, segera konsultasikan dengan dokter.
  2. Gejala Tambahan yang Mengkhawatirkan:
    Jika keputihan disertai dengan gejala seperti nyeri perut yang parah, demam, mual, muntah, atau menggigil, ini bisa menjadi tanda adanya infeksi serius. Sebaiknya segera temui dokter.
  3. Perubahan Warna atau Bau yang Tidak Biasa:
    Jika keputihan berubah warna menjadi hijau, kuning, atau memiliki bau yang sangat tidak sedap, ini bisa menandakan infeksi yang memerlukan perawatan.
  4. Keputihan Setelah Kontak Seksual dengan Pasangan yang Positif Terkena Penyakit Menular Seksual (PMS):
    Jika Anda memiliki kontak seksual dengan pasangan yang telah didiagnosis dengan PMS atau memiliki risiko tertular PMS, segera konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan dan pengujian yang sesuai.
  5. Sakit atau Nyeri yang Parah:
    Jika Anda mengalami nyeri perut atau nyeri panggul yang hebat yang disertai dengan keputihan yang abnormal, ini bisa menjadi tanda masalah serius.
  6. Keputihan pada Anak-anak atau Remaja: Jika anak-anak atau remaja mengalami keputihan yang tidak normal atau disertai dengan gejala seperti gatal yang parah, konsultasikan dengan dokter anak atau ginekolog anak.
  7. Kehamilan:
    Jika Anda sedang hamil dan mengalami keputihan yang tidak biasa, segera konsultasikan dengan dokter kandungan.
  8. Penyakit Menular Seksual (PMS) yang Diduga:
    Jika Anda menduga telah terpapar PMS atau memiliki gejala yang mencurigakan, seperti gatal, luka, atau nyeri, segera cari perawatan medis.

Kesimpulan

Dalam menjaga kesehatan reproduksi, penting untuk memahami perbedaan antara keputihan normal dan abnormal. Keputihan normal adalah kondisi umum yang dapat terjadi karena berbagai faktor, seperti rangsangan seksual, stres, atau perubahan hormonal. Namun, keputihan yang tidak normal, terutama jika disertai dengan gejala seperti bau yang tidak sedap, perubahan warna yang mencurigakan, atau gejala lain yang mengganggu, dapat menjadi tanda adanya masalah kesehatan reproduksi yang perlu diwaspadai.

Beberapa penyakit reproduksi, termasuk infeksi bakteri, infeksi jamur, atau penyakit menular seksual, dapat menunjukkan diri mereka melalui keputihan yang abnormal. Untuk menjaga kesehatan Anda, sangat penting untuk mengetahui kapan Anda harus berkonsultasi dengan dokter. Jika Anda mengalami keputihan yang tidak normal, gejala yang mengkhawatirkan, atau perubahan yang mencurigakan dalam kesehatan reproduksi Anda, segera temui dokter atau profesional kesehatan.

Perawatan yang tepat waktu dan diagnosis yang akurat dapat membantu mencegah masalah yang lebih serius. Ingatlah untuk menjaga kebersihan dan kesehatan area genital, gunakan produk perawatan yang tepat, dan konsultasikan dengan dokter Anda jika Anda memiliki kekhawatiran terkait kesehatan reproduksi Anda. Kesehatan reproduksi adalah bagian integral dari kesejahteraan umum, dan perawatan yang baik adalah investasi dalam masa depan Anda.

Pertanyaan Umum

Q: Apa yang sebaiknya diminum untuk mengatasi keputihan?
A: Untuk mengatasi keputihan, disarankan untuk meningkatkan asupan air putih dan mengonsumsi makanan yang kaya serat. Juga, konsultasikan dengan dokter untuk perawatan yang sesuai.

Q: Bagaimana cara menghilangkan keputihan dengan cepat?
A: Cara menghilangkan keputihan dengan cepat tergantung pada penyebabnya. Langkah pertama adalah mengidentifikasi penyebabnya dengan bantuan dokter, lalu mengikuti perawatan yang direkomendasikan.

Q: Apa obat alami yang bisa digunakan untuk mengatasi keputihan?
A: Beberapa obat alami yang dapat membantu mengatasi keputihan termasuk mengonsumsi yoghurt yang mengandung Lactobacillus, minum air rendaman beras, dan menjaga kebersihan area genital dengan baik.

Q: Apa penyebab keputihan yang berlebihan?
A: Penyebab keputihan berlebihan bisa bervariasi, termasuk infeksi bakteri, infeksi jamur, perubahan hormonal, atau penyakit menular seksual. Untuk diagnosis yang tepat, segera konsultasikan dengan dokter.

Q: Apa yang tidak boleh dilakukan saat mengalami keputihan?
A: Saat mengalami keputihan, hindari penggunaan produk pembersih yang mengganggu keseimbangan bakteri vagina dan jangan menggunakan semprotan higienis atau wewangian di area genital.

Q: Makanan apa saja yang sebaiknya dihindari saat mengalami keputihan?
A: Saat mengalami keputihan, sebaiknya hindari makanan yang tinggi gula dan junk food. Konsumsi makanan sehat yang kaya serat, seperti buah, sayuran, dan protein seimbang.

Q: Keputihan yang berbahaya itu seperti apa?
A: Keputihan yang berbahaya adalah keputihan yang disertai dengan gejala seperti nyeri perut yang hebat, demam, mual, muntah, atau perubahan warna atau bau yang mencurigakan. Ini bisa menjadi tanda masalah serius dan perlu segera diperiksa oleh dokter.

Q: Kenapa keputihan tak kunjung berhenti?
A: Keputihan yang tidak kunjung berhenti bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang perlu penanganan medis. Penyebabnya bisa beragam, termasuk infeksi atau perubahan hormon. Konsultasikan dengan dokter untuk diagnosis dan perawatan yang sesuai.

10 Cara Mengatasi Keputihan Secara Alami Tanpa Obat-Obatan