Diare adalah salah satu masalah kesehatan yang sering dialami oleh banyak orang. Kondisi ini dapat sangat mengganggu kehidupan sehari-hari dan dapat memengaruhi kesejahteraan seseorang. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami cara mengatasi diare dengan benar.
Diare terjadi ketika tubuh mengeluarkan tinja yang lebih lunak dan sering dari biasanya. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi bakteri, virus, atau masalah pencernaan lainnya. Meskipun diare umumnya bukan masalah serius, bisa menjadi tanda adanya masalah yang lebih dalam dalam sistem pencernaan kita.
Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai cara mengatasi diare dengan benar. Kami akan memberikan panduan yang mudah diikuti dan informasi penting yang dapat membantu Anda mengatasi masalah ini dengan lebih baik.
Apa itu Diare?
Sebelum membahas penyebab dan gejalanya, Anda perlu mengenal apa itu diare secara umum terlebih dahulu.
Diare adalah masalah kesehatan yang disebabkan oleh terganggunya pencernaan, ditandai dengan buang air besar encer sebanyak 3 kali atau lebih dalam satu hari.
Feses yang keluar bisa berupa lembek atau sangat berair.
Jenis gangguan pencernaan satu ini merupakan masalah kesehatan yang paling umum terjadi. Di Indonesia sendiri, jumlah kasus diare adalah sekitar 7,2 juta jiwa (menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2019).
Di samping itu, diare adalah masalah kesehatan yang sering terjadi pada bayi dan anak-anak.
Walau banyak kejadian diare tidak berbahaya dan bisa sembuh dengan sendirinya, diare adalah kondisi yang dapat mengganggu penderitanya dan bisa menyebabkan komplikasi penyakit tertentu.
Jenis Diare berdasarkan Durasinya
Penyebab diare berbeda-beda. Adapun penjelasan dari diare berdasarkan lama waktu kejadiannya adalah sebagai berikut:
1. Diare Akut
Diare akut merupakan jenis gangguan pencernaan yang terjadi secara tiba-tiba dengan durasi berlangsungnya selama 3 sampai 7 hari.
Umumnya, penyebab diare akut karena adanya infeksi virus atau bakteri di saluran cerna. Infeksi virus atau bakteri tersebut bisa terjadi karena adanya kontaminasi pada makanan atau minuman yang dikonsumsi oleh penderita diare tersebut.
2. Diare Persisten
Kondisi diare persisten ditandai dengan buang air encer dan sering, lebih dari 3 kali dalam 24 jam, yang berlangsung selama lebih dari 2 minggu, namun kurang dari 4 minggu.
Diare persisten umumnya disebabkan oleh patogen yang berbeda dengan penyebab diare akut.
3. Diare Kronis
Durasi dari diare kronis berlangsung selama 4 minggu atau bahkan lebih.
Biasanya, diare kronis disebabkan oleh infeksi kronis, alergi (seperti pada lactose intolerance), pengaruh konsumsi obat-obatan tertentu, hingga kondisi medis.
Beberapa kondisi medis yang mengakibatkan diare kronis adalah Crohn’s disease, iritasi usus besar (IBS), dan lain sebagainya.
Faktor Risiko Diare
Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena diare. Faktor risiko dari diare adalah sebagai berikut:
Mengonsumsi Air dari Sumber yang Tidak Bersih
Mengonsumsi air dari sumber yang tidak bersih dapat menjadi faktor risiko utama terkena diare. Air yang terkontaminasi oleh bakteri atau parasit dapat memicu infeksi saluran pencernaan.
Jarang Mencuci Tangan sebelum Makan dan Setelah Pergi ke Kamar Mandi
Kebiasaan jarang mencuci tangan sebelum makan dan setelah pergi ke kamar mandi dapat meningkatkan risiko terkena diare. Kontak dengan kuman dan patogen pada tangan yang tidak bersih dapat menyebabkan infeksi pencernaan.
Menyimpan Makanan di Tempat yang Tidak Tertutup
Menyimpan makanan di tempat yang tidak tertutup dengan baik dapat memungkinkan bakteri dan mikroorganisme lainnya masuk dan mengkontaminasi makanan. Hal ini dapat menyebabkan infeksi pencernaan jika makanan tersebut dikonsumsi.
Mengonsumsi Sisa Makanan yang Sudah Basi
Mengonsumsi sisa makanan yang sudah basi atau kadaluarsa adalah faktor risiko lainnya yang dapat menyebabkan diare. Makanan yang tidak segar dapat mengandung bakteri yang merugikan bagi sistem pencernaan.
Gejala Diare
Penderita diare biasanya akan mengalami beberapa gejala seperti yang akan dijelaskan berikut ini:
Feses Cair atau Lembek dan Keluar dalam Jumlah Banyak
Salah satu gejala utama diare adalah buang air besar dengan tinja yang cair atau lembek, dan seringkali dalam jumlah yang lebih banyak dari biasanya.
Mual dan Muntah
Penderita diare sering mengalami rasa mual yang disertai muntah. Gejala ini dapat berkontribusi pada hilangnya cairan tubuh.
Munculnya Darah pada Feses
Dalam beberapa kasus, diare dapat disertai dengan munculnya darah pada tinja. Ini dapat menjadi tanda adanya masalah serius dalam saluran pencernaan.
Lemas dan Pusing
Diare dapat menyebabkan rasa lemas dan pusing pada penderitanya, terutama jika dehidrasi terjadi akibat kehilangan cairan tubuh yang berlebihan.
Kesulitan untuk Menahan Keinginan Buang Air Besar
Penderita diare mungkin mengalami kesulitan untuk menahan keinginan buang air besar, yang seringkali datang secara mendadak.
Sakit Perut atau Bahkan Kram
Sakit perut atau kram perut adalah gejala umum yang terkait dengan diare. Ini dapat terasa ringan atau parah, tergantung pada penyebabnya.
Merasa Haus Terus-Menerus atau Dehidrasi
Dehidrasi adalah komplikasi serius yang dapat timbul akibat diare. Penderita mungkin merasa haus terus-menerus dan mengalami penurunan berat badan yang signifikan.
Demam
Pada beberapa kasus, diare dapat disertai dengan demam, yang bisa menjadi tanda adanya infeksi yang lebih serius.
Tidak Nafsu Makan
Penderita diare seringkali kehilangan nafsu makan, yang dapat menyebabkan penurunan berat badan yang signifikan jika gejala berlanjut.
Diagnosis Diare
Dokter biasanya akan mendiagnosis diare melalui beberapa tahap, seperti wawancara medis, pemeriksaan fisik, hingga pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan Sampel Feses
Pemeriksaan sampel feses digunakan untuk mengetahui infeksi yang dialami oleh pasien. Dengan menganalisis tinja, dokter dapat mengidentifikasi jenis infeksi yang mungkin menjadi penyebab diare.
Tes Darah
Tes darah dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab diare. Hasil tes darah dapat membantu dokter dalam menentukan apakah penyebab diare terkait dengan infeksi atau faktor lainnya.
Sigmoidoskopi dan Kolonoskopi
Apabila ada dugaan penyakit serius dengan gejala diare yang dialami pasien, dokter mungkin akan melakukan sigmoidoskopi atau kolonoskopi. Pemeriksaan ini melibatkan penggunaan alat khusus untuk memeriksa saluran pencernaan bagian bawah, seperti usus besar dan rektum, guna menilai kondisi lebih lanjut.
Cara Mengatasi Diare
Cara mengatasi diare adalah seperti yang akan dijelaskan berikut ini:
Mencegah Dehidrasi dengan Oralit
Tindakan paling penting dalam penanganan diare adalah mencegah timbulnya dehidrasi yang disebabkan oleh diare. Salah satu cara efektif adalah dengan minum larutan oralit untuk mencegah terjadinya dehidrasi akibat diare. Oralit merupakan obat diare alami yang terbuat dari campuran gula, air, dan garam.
Mengonsumsi Air Kelapa
Disarankan untuk mengonsumsi air kelapa sebagai obat diare alami. Sebab, air kelapa merupakan cairan elektrolit alami yang membantu mencegah terjadinya kekurangan cairan pada tubuh sebagai akibat dari diare.
Menggunakan Obat Diare Seperti Attapulgite
Mengonsumsi obat diare, seperti attapulgite, dapat membantu mengatasi gejala diare. Cara kerja attapulgite sebagai obat diare adalah dengan menyerap bakteri atau racun yang ada di dalam saluran pencernaan. Perlu diingat, konsumsi obat ini harus sesuai dengan anjuran dokter atau anjuran yang tertera pada kemasan obat.
Mengobati Penyebab Diare yang Mendasarinya
Dalam beberapa kasus, diare dapat menjadi gejala penyakit yang lebih serius, seperti radang usus atau Crohn’s disease. Untuk mengatasi diare secara efektif, penting untuk mengobati masalah kesehatan yang menjadi penyebab diare tersebut. Konsultasikan dengan dokter untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.
Jenis Obat Diare Alami
Ada beberapa jenis obat diare alami yang bisa digunakan untuk membantu mengatasi diare pada anak ataupun orang dewasa:
1. Pisang
Mengonsumsi pisang dapat membuat tekstur feses menjadi lebih padat dan tidak berair. Hal ini membuat pisang menjadi makanan yang baik untuk diare. Pisang mengandung banyak pektin dan serat yang menyerap cairan dalam usus.
2. Kunyit
Kunyit terkenal dengan sifat antibakteri yang bisa membunuh bakteri penyebab diare. Rebus kunyit dengan air panas dan konsumsi sebanyak 3 kali sehari untuk hasil maksimal.
3. Air Jahe
Jahe memiliki sifat anti-radang dan antibakteri. Ini membuatnya layak dipertimbangkan sebagai obat diare alami. Jahe dapat memblokir racun dari bakteri penyebab diare dalam perut dan memperlambat pertumbuhan bakteri E. coli yang menjadi pemicu diare.
4. Air Kelapa
Air kelapa mengandung banyak zat elektrolit yang dapat menggantikan cairan yang hilang akibat diare. Ini merupakan obat diare tradisional yang aman bahkan untuk anak kecil.
5. Wortel
Wortel mengandung pektin yang tinggi sehingga membantu menyerap cairan berlebih dalam tubuh, membuat feses menjadi lebih padat, dan menghilangkan keluhan diare.
6. Lada Putih
Lada putih mengandung piperin yang dapat mengurangi peradangan dan meredakan sakit pada tubuh. Ini bisa membantu mengatasi diare dan masalah perut lainnya.
7. Oralit
Oralit adalah campuran ½ sendok teh garam dan 8 sendok teh gula pasir dalam segelas air hangat. Ini adalah minuman elektrolit yang mengganti cairan tubuh yang hilang akibat diare. Minumlah segelas oralit setiap 4-6 jam apabila diare berlangsung.
Kapan Harus ke Dokter?
Meskipun diare biasanya dapat sembuh dengan sendirinya, ada situasi-situasi tertentu di mana Anda sebaiknya segera menghubungi dokter. Berikut adalah beberapa tanda dan situasi yang mengindikasikan bahwa Anda perlu berkonsultasi dengan tenaga medis:
1. Dehidrasi
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami diare parah dan terus muntah, ini dapat menyebabkan dehidrasi yang berbahaya. Gejala dehidrasi meliputi mulut kering, kulit kemerahan, mata cekung, kelemahan yang ekstrem, dan penurunan urinasi. Segera konsultasikan dengan dokter jika Anda mencurigai dehidrasi.
2. Diare Berkepanjangan
Jika diare berlangsung lebih dari beberapa hari tanpa membaik, atau jika semakin parah, ini bisa menjadi tanda penyakit yang lebih serius. Dokter perlu mengidentifikasi penyebab diare yang mendasarinya dan memberikan penanganan yang sesuai.
3. Munculnya Darah dalam Tinja
Jika Anda melihat adanya darah dalam tinja atau tinja berwarna hitam pekat, ini bisa menandakan masalah dalam saluran pencernaan yang serius. Segera hubungi dokter untuk evaluasi lebih lanjut.
4. Demam Tinggi
Jika diare disertai demam tinggi, ini bisa menjadi tanda infeksi yang memerlukan perhatian medis. Demam yang berkepanjangan atau tinggi dapat mengindikasikan adanya infeksi yang perlu diobati.
5. Penyakit Penyerta
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal memiliki kondisi medis yang sudah ada sebelumnya, seperti diabetes, gangguan sistem kekebalan, atau penyakit kronis, maka sebaiknya konsultasikan dengan dokter segera ketika mengalami diare, karena kondisi ini dapat memperburuk gejala diare.
6. Gejala yang Parah
Jika Anda mengalami gejala diare yang sangat parah, seperti kehilangan kesadaran, kejang, nyeri perut yang tak tertahankan, atau tanda-tanda lain yang mengkhawatirkan, segera hubungi bantuan medis darurat.
Penting untuk selalu mendengarkan tubuh Anda dan jika Anda merasa ada sesuatu yang tidak benar atau khawatir dengan gejala diare yang Anda alami, lebih baik berkonsultasi dengan dokter untuk penilaian yang tepat. Dokter akan membantu menentukan penyebab diare dan memberikan perawatan yang sesuai.
Kesimpulan
Diare adalah gangguan pencernaan yang umum terjadi dan dapat memengaruhi siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa. Meskipun diare biasanya bukan masalah serius, dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan dan bahkan berpotensi berbahaya jika tidak diatasi dengan baik.
Dalam artikel ini, kita telah membahas berbagai aspek mengenai diare, termasuk definisi diare, jenis-jenis diare berdasarkan durasinya, faktor risiko, gejala, diagnosis, dan cara mengatasi diare.
Penting untuk diingat bahwa pencegahan adalah kunci utama dalam menghindari diare. Mengonsumsi air bersih, mencuci tangan dengan benar, serta menjaga kebersihan makanan adalah langkah-langkah yang dapat membantu mengurangi risiko terkena diare.
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami diare dengan gejala yang mengkhawatirkan, seperti dehidrasi atau gejala yang berkepanjangan, segera konsultasikan dengan dokter untuk penanganan yang tepat.
Semoga artikel ini memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai diare dan membantu Anda dalam menjaga kesehatan pencernaan Anda. Tetaplah menjaga kebersihan dan kesehatan Anda untuk mencegah diare dan masalah kesehatan lainnya.
Pertanyaan Umum
Q: Apa yang harus saya lakukan jika saya mengalami diare?
A: Jika Anda mengalami diare, langkah pertama adalah mencegah dehidrasi dengan minum banyak cairan dan mengonsumsi makanan yang mudah dicerna. Jika gejalanya parah atau berlangsung lama, segera hubungi dokter.
Q: Apa yang sebaiknya saya minum agar diare berhenti?
A: Untuk mengatasi diare, Anda sebaiknya minum larutan oralit atau air kelapa untuk mengganti cairan yang hilang akibat diare. Hindari minuman berkafein dan alkohol.
Q: Apakah ada obat alami yang bisa membantu mengatasi sakit perut mencret?
A: Beberapa obat alami yang dapat membantu mengatasi sakit perut mencret termasuk kunyit dan jahe, yang memiliki sifat antibakteri dan anti-radang. Pisang juga bisa membantu mengentalkan tinja.
Q: Apa yang sebaiknya saya makan ketika mengalami diare?
A: Ketika mengalami diare, sebaiknya makan makanan yang mudah dicerna seperti nasi putih, bubur, atau roti tawar. Hindari makanan pedas, berlemak, dan produk susu.
Q: Berapa lama biasanya diare akan hilang?
A: Durasi diare dapat bervariasi, tetapi diare biasanya akan sembuh dalam beberapa hari. Jika diare berlangsung lebih dari beberapa hari atau semakin parah, segera konsultasikan dengan dokter.
Q: Apa langkah pertama yang sebaiknya saya ambil jika mengalami diare?
A: Langkah pertama dalam penanganan diare adalah mencegah dehidrasi dengan minum larutan oralit atau air kelapa. Jika diare parah atau disertai gejala yang mengkhawatirkan, hubungi dokter.
Q: Apa perbedaan antara diare dan mencret?
A: Diare dan mencret adalah istilah yang sering digunakan secara bergantian untuk menggambarkan tinja yang encer. Namun, secara medis, diare biasanya terjadi lebih sering dan dalam jumlah yang lebih banyak daripada mencret.
Q: Apakah diare bisa disebabkan oleh masuk angin?
A: Diare bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi virus atau bakteri, makanan yang tidak bersih, atau intoleransi makanan. Meskipun masuk angin dapat menyebabkan beberapa gejala perut yang tidak nyaman, itu tidak selalu menjadi penyebab diare.